LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN Dx.MEDIS LBP
(LOW BACK PAIN )
BANGSAL : DAHLIA 2 (
RSUP. DR.SARDJITO,YOGYAKARTA)
Disusun Oleh :
Nama : Erwinda
Nim :
2120101769
Semester : lll ( Tiga )
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA
TAHUN 2011-2012
NYERI PINGGANG BAWAH ( LOW BACK PAIN )
1. DEFINISI
·
Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang
terjadi di daerah pinggang bagian bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah
diagnosis tapi hanya gejala akibat dari penyebab yang sangat beragam.
·
Low Back Pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah adalah
suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal
bawah, L4-L5 dan L5-S1.
Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya
dibedakan menjadi dua yaitu :
A. Acute low back pain
Rasa nyeri yang menyerang secara
tiba-tiba, rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai
beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatic
seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat
kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai
otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang
pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini
penatalaksanan awal nyeri pinggang acute terfokus pada istirahat dan pemakaian
analgesik.
B. Chronic low back pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3
bulan atau rasa nyeri yang berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini
biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan tumor.
Disamping hal tersebut diatas terdapat
juga klasifikasi patologi yang klasik yang juga dapat dikaitkan LBP.
Klasifikasi tersebut adalah :
- Trauma
- Infeksi
- Neoplasma
- Degenerasi
- Kongenital
2. Etiologi
Kebanyakan nyeri punggung bawah
disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah muskuloskeletal (misal
regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan
otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus
intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai). Penyebab lainnya meliputi
obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperitoneal, aneurisma
abdominal dan masalah psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan
muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat keadaan
lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas .
3.
PENYEBAB
Penyebab nyeri pinggang
bawah bermacam-macam dan multifaktor. Di antaranya dapat disebut :
1) KELAINAN
KONGENITAL
Kelainan kongenital tidak merupakan
penyebab nyeri pinggang bawah yang penting. Kelainan kongenital yang dapat
menyebabkan nyeri pinggang bawah adalah :
a)
Spondilolisis dan spondilolistesis
Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu
pembentukan korpus vertebrae itu ( in utero ) arkus vertebrae tidak bertemu dengan
korpus vertebraenya sendiri.Pada spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri
( biasanya L5 ) tergeser ke depan.Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi
itu masih berada dalam kandungan, namun ( oleh karena timbulnya
kelinan-kelainan degeneratif ) sesudah berumur 35 tahun, barulah timbul keluhan
nyeri pinggang. Nyeri pinggang ini berkurang / hilang bila penderita duduk atau
tidur. Dan akan bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan.
Spondilolitesis dapat mengakibatkan
tertekuknya radiks L5 sehingga timbul nyeri radikuler.
b) Spina
Bifida
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu
tumor kecil yang ditutupi oleh kulit yang berbulu, maka hendaknya kita waspada
bahwa didaerah itu ada tersembunyi suatu spina bifida okulta.
Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat
suatu hiaat pada arkus spinosus di daerah lumbal atau sakral. Karena adanya
defek tersebut maka pada tempat itu tidak terbentuk suatu ligamentum
interspinosum.
Keadaan ini akan menimbulkan suatu
“lumbo-sakral sarain” yang oleh si penderita dirasakan sebagai nyeri pinggang.
c) Stenosis
kanalis vertebralis
Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara
radiologis. Walaupun penyakit telah ada sejak lahir, namun gejala-gejalanya
baru tampak setelah penderita berumur 35 tahun.
Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri
radikuler bila si penderita jalan dengan sikap tegak. Nyeri hilang begitu
penderita berhenti jalan atau bila ia duduk. Untuk menghilangkan rasa nyerinya
maka penderita lantas jalan sambil membungkuk.
d)
Spondylosis lumbal
Penyakit sendi degeneratif yang mengenai
vertebra lumbal dan discus intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan
kekakuan.
e)
Spondylitis.
Suatu bentuk degeneratif sendi yang
mengenai tulang belakang . ini merupakan penyakit sistemik yang etiologinya
tidak diketahui, terutama mengenai orang muda dan menyebabkan rasa nyeri dan
kekakuan sebagai akibat peradangan sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing
sendi tulang belakang.
4. FAKTOR RESIKO
Faktor resiko nyeri pinggang meliputi
usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, merokok sigaret, pekerjaan, paparan
getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang, membungkuk, duduk lama,
geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Pada laki-laki resiko
nyeri pinggang meningkat sampai usia 50 tahun kemudian menurun, tetapi pada
wanita tetap terus meningkat. Peningkatan insiden pada wanita lebih 50 tahun
kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis.
5. LOKASI
Lokasi untuk nyeri pinggang bawah adalah
daerah lumbal bawah, biasanya disertai penjalaran ke daerah-daerah lain, antara
lain sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior paha,
tungkai, dan kaki.
6. DIAGNOSA
1. ANAMNESA
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan
dalam menganamnesa pasien dengan kemungkinan diagnosa Low Back Pain.
1. Apakah terasa nyeri ?
2. Dimana terasa nyeri ?
3. Sudah berapa lama merasakan nyeri ?
4. Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat
atau ringan)
5. Apa yang membuat nyeri terasa lebih
berat atau terasa lebih ringan?
6. Adakah keluhan lain?
7. apakah dulu anda ada menderita penyakit
tertentu?
8. bagaimana keadaan kehidupan pribadi
anda?
9. bagaimana keadaan kehidupan sosial
anda?
2. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada
pasien dengan nyeri pinggang meliputi evaluasi sistem neurologi dan
muskuloskeltal. Pemeriksaan neurologi meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah,
kekuatan dan refleks-refleks
1. Motorik.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
a. Berjalan dengan menggunakan tumit.
b. Berjalan dengan menggunakan jari atau
berjinjit.
c. Jongkok dan gerakan bertahan ( seperti
mendorong tembok )
2. Sensorik.
a. Nyeri dalam otot.
b. Rasa gerak.
3.Refleks.
Refleks yang harus di periksa adalah
refleks di daerah Achilles dan Patella, respon dari pemeriksaan ini dapat
digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya lesi pada saraf spinal.
4. Test-Test
a. Test Lassegue
Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien
( dalam posisi 0° ) didorong ke arah muka kemudian
setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40° dan sejauh 90°.
b. Test Patrick
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi
kelainan di pinggang dan pada sendi sakro iliaka. Tindakan yang dilakukan
adalah fleksi, abduksi, eksorotasi dan ekstensi.
c. Test Kebalikan Patrick
Dilakukan gerakan gabungan dinamakan
fleksi, abduksi, endorotasi, dan ekstensi
meregangkan sendi
sakroiliaka. Test Kebalikan Patrick positif menunjukkan kepada
sumber nyeri di
sakroiliaka.
PENUNJANG
FOTO
1.Plain
X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi
tulang,sendi, dan luka degeneratif pada spinal.Gambaran X-ray sekarang sudah
jarang dilakukan, sebab sudah banyak peralatan lain yang dapat meminimalisir
waktu penyinaran sehingga efek radiasi dapat dikurangi.X-ray merupakan tes yang
sederhana, dan sangat membantu untuk menunjukan keabnormalan pada tulang.
Seringkali X-ray merupakan penunjang diagnosis pertama untuk mengevaluasi nyeri
punggung, dan biasanya dilakukan sebelum melakukan tes penunjang lain seperti
MRI atau CT scan. Foto X-ray dilakukan pada posisi anteroposterior (AP ),
lateral, dan bila perlu oblique kanan dan kiri.
2. Myelografi
Myelografi adalah pemeriksan X-ray pada
spinal cord dan canalis spinal. Myelografi merupakan tindakan infasif, yaitu
cairan yang berwarna medium disuntikan ke kanalis spinalis, sehingga struktur
bagian dalamnya dapat terlihat pada layar fluoroskopi dan gambar X-ray.
Myelogram digunakan untuk diagnosa pada penyakit yang berhubungan dengan diskus
intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk abses spinal.
3. Computed Tornografi Scan ( CT- scan )
dan Magnetic Resonance Imaging (MRI )
CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya
dan dapat digunakan untuk pemeriksaan pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal,
dan ekstemitas. Gambar CT-scan seperti gambaran X-ray 3 dimensi.
MRI dapat menunjukkan gambaran tulang
belakang yang lebih jelas daripada CT-scan. Selain itu MRI menjadi pilihan
karena tidak mempunyai efek radiasi. MRI dapat menunjukkan gambaran tulang
secara sebagian sesuai dengan yang dikehendaki. MRI dapat memperlihatkan diskus
intervertebralis, nerves, dan jaringan lainnya pada punggung.
4. Electro Miography ( EMG ) / Nreve
Conduction Study ( NCS )
EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non
invasif yang digunakan untuk pemeriksaansaraf pada lengan dan kaki.
EMG / NCS dapat memberikan informasi
tentang :
1. Adanya kerusakan pada saraf
2. Lama terjadinya kerusakan saraf ( akut
atau kronik )
3. Lokasi terjadinya kerusakan saraf (
bagian proksimalis atau distal )
4. Tingkat keparahan dari kerusakan saraf
5. Memantau proses penyembyhan dari
kerusakan saraf
Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan
untuk mengevaluasi kondisi fisik pasien dimana mungkin perlu dilakukan tindakan
selanjutnya yaitu pambedahan.
PENGOBATAN
Obat
1. Obat-obat analgesik
Obat-obat analgesik umumya dibagi menjadi
dua golongan besar :
-
Analgetik narkotik
Obat-obat golongan ini terutama bekerja
pada susunan saraf digunakan untuk menghilangkan rasa sakit yang berasal dari
organ viseral. Obat golongan ini hampir tidak digunakan untuk pengobatan LBP
karena bahaya terjadinya adiksi pada penggunaan jangka panjang. Contohnya :
Morfin, heroin, dll.
-
Analgetik antipiretik
Sangat bermanfat untuk menghilangkan rasa
nyeri mempunyai khasiat anti piretik, dan beberapa diantaranya juga berkhasiat
antiinflamasi. Kelompok obat-obat ini dibagi menjadi 4 golongan :
a) Golongan salisilat
Merupakan analgesik yang paling tua,
selain khasiat analgesik juga mempunyai khasiat antipiretik, antiinflamasi, dan
antitrombotik. Contohnya : Aspirin
Dosis Aspirin :
Sebagai anlgesik 600 – 900 mg, diberikan 4 x
sehari
Sebagai antiinflamasi 750 – 1500 mg,
diberikan 4 x sehari
Kontraindikasi :
Penderita tukak lambung,Resiko terjadinya
pendarahan,Gangguan faal ginjal,Hipersensitifitas
Efek samping
: Gangguan saluran cerna, Anemia defisiensi besi,Serangan asma bronkial
b) Golongan Paraaminofenol
Paracetamol dianggap sebagai
analgesik-antipiretik yang paling aman untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa disertai inflamasi.
Dosis terapi
: 600 – 900 mg, diberikan 4 x
sehari
c) Golongan pirazolon
Dipiron mempunyai aceptabilitas yang
sangat baik oleh penderita, lebih kuat dari pada paracetamol, dan efek
sampingnya sangat jarang.
Dosis terapi
: 0,5 – 1 gram, diberikan 3 x
sehari
d) Golongan asam organik yang lain
Derivat asam fenamat
Yang termasuk golongan ini misalnya asam
mefenamt, asam flufenamat, dan Na- meclofenamat.Golongan obat
ini sering menimbulkan efek samping terutama diare.Dosis asam mefenamat sehari
yaitu 4×500 mg,sedangkan dosis Na-meclofenamat sehari adalah 3-4 kali 100 mg.
Derivat asam propionat
Golongan obat ini merupakan obat anti
inflamasi non steroid (AINS) yang relatif baru, yang juga mempunyai
khasiat anal getik dam anti piretik. Contoh obat golongan ini misalnya
ibuprofen, naproksen, ketoprofen, indoprofen dll.
Derifat asam asetat
Sebagai contoh golonagn obat ini ialah Na
Diklofenak. Selain mempunyai efek anti inflamasi yang kuat, juga mempunyai efek
analgesik dan antipiretik. Dosis terapinya 100-150 mg 1 kali sehari.
Derifat Oksikam
Salah satu contohnya adalah Piroxicam,
dosis terapi 20 mg 1 kali sehari.
DAFTAR PUSTAKA
Lumbantobing SM, Tjokronegoro A, Junada A.
Nyeri Pinggang Bawah. Jakarta.
Fakultas . Kedokteran Universitas Indonesia. 1983
Nursamsu, Handono Kalim. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang. Malang. Lab./SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Brawijaya. 2004
Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta. EGC. 2002
Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta. EGC. 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar