JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
PENGARUH
KONSELING KELUARGA TERHADAP PERBAIKAN PERAN
KELUARGA
DALAM PENGELOLAAN ANGGOTA KELUARGA DENGAN
DM DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOKAP I KULON PROGO
2007
Oleh : *Arita Murwani dan **Afifin Sholehah
ABSTRACT
Background:
If diabetes mellitus is not handled better it will result the
complication of the
various
body organ like eyes, kidney, heart, venous of feet, nerve, etc. The best
experience is
cooperation
between patient, family and health officer, expected chronic complication can
be
prevented.
The aim of this research is to study and prove the influence of family
counseling to
repair of
family role in management of family member with DM.
Methods: The
research is done in Puskesmas Kokap I on September – November 2007, the
population
is 29, by using total sampling technique, and there are many people who do not
fulfill
the criterion of inclusive and exclusive is finally gotten 26 sample family
which one of
them get
it DM.
Result: Result of
the research is there is significant influence with the average difference
12.97
about family counseling to repair of family role in management of family member
with
DM in
region work of Puskesmas Kokap I in 2007.
Keywords: Family
Counseling, Role Repair.
* Staf
pengajar Stikes Surya Global Yogyakarta
**
Alumnus Ilmu Keperawatan Stikes Surya Global Yogyakarta
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Sehat merupakan dambaan
setiap orang. Dengan sehat orang dapat
melakukan segala aktifitas
untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Bahkan
secara makro, negara yang
kuat didukung karena rakyat yang sehat.
Mengingat urgensi sehat
inilah pemerintah mempunyai komitmen menjadikan
Indonesia sehat 2010
melalui UU No 23 TH 1992 tentang kesehatan.
Undang-undang ini
mengamanatkan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap
orang produktif secara sosial dan ekonomi
(pasal1, ayat1). Cita-cita
ideal inilah yang menjadi dambaan setiap orang,
keluarga, masyarakat dan
negara.
Namun kenyataan di
lapangan seiring pesatnya pembangunan di
sendi kehidupan secara
umum berdampak pada pola kehidupan manusia itu
sendiri baik yang positif
maupun yang negatif. Dampak positif berdampak
secara hakiki pada
peningkatan kesejahteraan manusia dan salah satu
dampak negatif berpengaruh
pada gaya hidup yang tidak seimbang dengan
perilaku hidup sehat. Hal
ini berdampak baik cecara langsung maupun tidak
pada kesehatan. Berbagai
muncul dikarenakan gaya hidup yang tidak
seimbang diantaranya
hipertensi, jantung, gagal ginjal, diabetes militus, dan
lain-lain. Peneliti
tertarik pada penyakit Diabetes Militus karena mengingat
keunikan penyakit ini yang
salah satunya ditandai dengan peningkatan jumlah
penderita Diabetes
Militus. Jumlah penderita di seluruh dunia tahun 1998 = ±
150 juta, tahun 2000 = ±
175,4 juta diperkirakan tahun 2010 = ± 279 juta (
majalah Diabetes militus
2005 volume 1).
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
Menteri kesehatan Siti
Fadilah Supari penderita penyakit DM pada
konggres ke-6 Persadia
mengatakan jumlah penderita DM di Indonesia
mencapai 8,6% dari jumlah
penduduk 210 juta jiwa (sekitar 17 juta jiwa)
Menduduki urutan ke 4
setelah India, China, dan Amerika Serikat. Pemerintah
bersama organisasi profesi
dan ormas Persadia melakukan sosialisasi
pencegahan penyakit DM
kepada masyarakat guna menurunkan kematian
dan resiko kematian dan
biaya pengobatan. Survey WHO 2001 menyebutkan
jumlah penderita DM di
Jakarta tahun 2003 memperkirakan 194 juta jiwa dari
3,8 m penduduk Dunia usia
20-79 tahun menderita DM dari pada 2025
meningkat menjadi 333 juta
jiwa saat ini memperkirakan 3,2 juta jiwa
penduduk dunia meninggal
akibat DM setiap tahun.( www.itjen.depkes.go.id)
Sedangkan untuk lingkup
Kabupaten Kulon Progo penderita DM juga
cukup banyak berdasarkan
data Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
tahun 2007 tentang jumlah
kunjungan pasien rawat jalan dan rawat nginap
penderita DM tahun
202-2006 sbb : 2.113 orang (tahun 2002), 4.210 orang
(tahun 2003), 5.000 (tahun
2004), 5.801 (tahun 2005) dan 7.112 (tahun 2006)
Bahkan untuk tingkat
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo penderita
DM juga cukup banyak
berdasarkan data Rekam medis Puskesmas Kokap I
2007 tentang jumlah kunjungan
pasien rawat jalan penderita DM di
Puskesmas Kokap I tahun
2002-2006 sbb : 78 orang (tahun 2002), 81 orang
(tahun 2003), 90 orang
(tahun 2004), 111 orang (tahun 2005), dan 119 orang
(tahun 2006).
Diabetes militus bila
tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan
komplikasi pada berbagai
organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung pembuluh
darah kaki, syaraf dan
lain-lain. Dengan pengalaman yang baik yaitu kerja
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
sama antara pasien,
keluarga dan petugas kesehatan, diharapkan komplikasi
kronik DM akan dapat di
cegah, setidaknya dihambat perkembangannya.
Untuk mencapai hal
tersebut, keikutsertaan pasien, keluarga untuk mengelola
anggota keluarganya
menjadi sangat penting. Demikian pula adanya para
petugas kesehatan sebagai
penyuluh bagi keluarga dalam membantu pasien
dengan Diabetes Militus.
Guna mendapatkan hasil yang maksimal,
penyuluhan bagi para
petugas kesehatan sangat diperlukan agar informasi
yang diberikan pada
keluarga dengan salah satu anggota keluarga penderita
Diabetes Militus
bermanfaat. Penelitian ini berguna untuk membuktikan
pengaruh konseling
keluarga terhadap peran keluarga dalam mengelola
anggota keluarga dengan
DM, sehingga peneliti ingin meneliti pengaruh
konseling keluarga
terhadap peran keluarga dalam pengelolaan anggota
keluarga dengan Diabbetes
Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Kokap I
Kulon Progo tentang
pengelolan DM yang diperolah keluarga dapat
menyebabkan ketidaktauan
keluarga yang berarti akan mengurangi peran
dari keluarga dalam
pengelolaan anggota keluarga dengan DM. Sedangkan
berdasarkan latar belakang
masalah dapat dirumuskan perumusan masalah:
“Adakah pengaruh konseling
keluarga terhadap perbaikan peran keluarga
dalam pengelolaan anggota
keluarga dengan DM di Wilayah Kerja
Puskesmas Kokap I Kulaon
Progo tahun 2007” ?
Tujuan
Penelitian
Tujuan umum : Diketahuinya
pengaruh konseling keluarga terhadap
perbaikan peran keluarga
dalam pengelolaan anggota keluarga dengan DM.
Sedangkan Tujuan Khususnya
adalah : Pertama, diketahuinya peran
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
keluarga dalam perencanaan
makan pada anggota keluarga dengan DM.
Kedua, diketahuinya peran
keluarga dalam latihan jasmani pada anggota
keluarga dengan DM.
Ketiga, diketahuinya peran keluarga dalam
pemeliharaan kaki pada
anggota keluarga dengan DM. Keempat,
diketahuinya peran
keluarga dalam pengelolaan obat hipoglikemia pada
anggota keluarga dengan
DM, dan Kelima, diketahuinya pengaruh konseling
keluarga terhadap
perbaikan peran keluarga dalam mengelola anggota
keluarga dengan DM.
METODE
PENELITIAN
Jenis
penelitian
Dalam penelitian ini
menggunakan “ pre post test non control group design”
dimana suatu kelompok
sebelum dilakukan perlakuan tertentu (x) diberi pre
test,
kemudian diberikan perlakuan dan sesudah perlakuan tersebut
dilakukan post test, atau
suatu pengukuran untuk mengetahui akibat dari
perlakuan (Azwar, S 2002 )
Populasi
dan sampel
Populasi adalah
keseluruhan dari obyek penelitian atau yang akan
diteliti (Notoatmojo,
2002). Populasi dalam penelitian ini adalah 29 keluarga
dengan salah satu anggota
keluarga menderita Diabetes Millitus yang ada di
wilayah kerja Puskesmas
Kokap I. Sedangkan teknik pengambilan sampel
adalah menggunakan teknik total
sampling yaitu dengan jumlah 29 kepala
keluarga dengan kriteria
inklusi sampel: pertama, salah satu anggota
keluarga bersedia untuk
diteliti, kedua, keluarga yang mendapatkan konseling
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
suami, istri,anak, cucu
dan lain–lain yang tinggal serumah. Ketiga, keluarga
dengan salah satu anggota
keluarga menderita Diabetes Militus.dan Kelima,
keluarga yang dalam
kunjungan berada di rumah. Kriteria Eklusi dalam
penelitian ini adalah:
Pertama, keluarga tidak bersedia untuk diteliti. Kedua,
keluarga yang tidak
mendapat konseling. Ketiga, keluarga yang letak
geografisnya tidak
terjangkau, dan Keempat, keluarga yang didatangi 3 kali
kunjungan rumah tidak ada.
Besar sampel adalah banyaknya
anggota keluarga yang akan
dijadikan sampel
(Notoatmojo, 2002). Karena ada yang tidak memenuhi
kriteria inklusi dan
eklusi sehingga total sampel yang kami ambil adalah 26
keluarga yang salah satu
anggota keluarganya menderita DM, adapun yang
tiga dikarenakan 1
keluarga didatangi 3 kali kunjungan rumah tidak ada
ditempat, 1 keluarga
sedang menjalani haemodialisa, 1 keluarga menjalani
amputasi di Rumah Sakit.
Instrumen
Penelitian
Instrumen dalam penelitian
ini adalah melalui observasi dan kuisener
pada keluarga yang akan
diteliti, instrument yang digunakan adalah
instrument kuisener dengan
jenis pertanyaan matrix Question. Semua
pertanyaan berjumlah 25
dengan jawaban ya dan tidak.
Teknik
pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
meliputi data primer dan sekunder. Data
Primer diambil dari hasil
penyebaran kuisioner yang akan diberikan pada
keluarga atau anggota
keluarga yang salah satu anggota keluarga menderita
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
DM pada bulan September-
November 2007 dengan kriteria subyek penelitian
sesuai dengan yang telah
ditetapkan oleh peneliti; dan dilakukan observasii
langsung dengan cara home
visit.
Data Sekunder pengumpulan
datanya diperoleh dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Kulon progo, Rekam
medis Puskesmas Kokap I, literatur dan
bagian –bagian yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Jalannya
Penelitian
Penelitian ini melalui
beberapa tahap, yaitu pra penelitian, persiapan
penelitian, pengolahan
data, dan pelaksanaan penelitian. Tahap pra
penelitian meliputi survey
tempat penelitian maupun studi pustaka terhadap
penelitian terdahulu yang
ada hubunganya dengan penelitian ini. Tahap
persiapan penelitian
meliputi penyusunan instrument penelitian dan
penyusunan izin
penelitian. Tahap pengolahan data dilaksanakan apabila
data telah terkumpul.
Data–data tersebut akan disesuaikan dengan bidang –
bidang yang diamati,
analisis akan dilakukan secara kuantitatif, proses
penelitian yang
menghasilkan data berupa angka-angka yang didapat dari
orang–orang yang diamati.
Analisis dilakukan dengan cara menjumlahkan
item pertanyaan responden
yang telah disebarkan, kemudian didapat hasil
berupa data, data yang
telah tersusun akan dikelompokkan, kemudian
disajikan dalam bentuk
uraian yang sistematis dan sederhana. Tahap
pelaksanaan penelitian
dilakukan oleh peneliti dengan datang ke rumah
keluarga dengan salah satu
anggota keluarga dengan Diabetes Militus untuk
memperkenalkan diri,
mengutarakan maksd dan tujuan, memberikan pretes,
konseling, dan melatih
salah satu anggota keluarga untuk menjadi pengamat
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
apakah anggota keluarganya
melaksanakan apa yang telah dikonselingkan
oleh peneliti. Kemudian
setelah 10 – 15 hari, karena dalam masa itu keluarga
sudah mulai trial mencoba
melalukan sesuatu sesuai dengan yang
dikehendaki oleh stimulus
dan peneliti datang kembali untuk memberikan
post tes untuk mengetahui
perbaikan peran keluarga dengan Diabetes Millitus
sesuai yang diharapkan
oleh peneliti.
Teknik
Analisis Data.
Kuisioner yang telah diisi
oleh responden diberi kode sesuai dengan
kriteria yang ditentukan,
didistribusikan dan dianalisa secara kwntitatif.
Selanjutnya data diuji
dengan analisa uji statistic “ Pairet t Test (Uji beda ratarata
untuk sampel yang
berhubungan).
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian
Karakteristik Responden
Penelitian dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Kokap I, yaitu dusun
Ngaseman, Hargorejo,
Kokap, KulonProgo, Yogyakarta. Dengan ketinggian
600 mpdl diatas permukaan
air laut, berbatasaan dengan sebelah Timur
kecamatan Pengasih, Utara
Samigaluh, Barat Purworejo, selatan kecamatan
Temon. yang kesemuanya
berada di diwilayah kabupaten Kulonprogo kecuali
Purworejo yang berada di
Jawa Tengah. Puskesmas Kokap I memiliki 3 desa
wilayah kerja yaitu desa
Hargorejo, desa Kalirejo dan desa Hargomulyo.
Hargorejo memiliki 13
dusun, Kalirejo 9 Dusun, dan Hargomulyo 10 dusun.
Sarana Kesehatan yang ada
di Wilayah kerja Puskesmas Kokap yaitu
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
Puskesmas Kokap I,
Puskesmas Kokap II dan 3 Puskesmas Pembantu yang
terletak di desa Kalirejo,
Hargomulyo, dan Hargowilis.
Responden dalam penelitian
ini adalah keluarga yang salah satu
anggota keluarga menderita
penyakit Diabetus Millitus dan yang mendapat
konseling diantaranya
ayah, ibu, anak, cucu yang secara kebetulan berada
dirumah ketika peneliti
melakukan home visit.
Berdasarkan tabel
distribusi frekuensi karakteristik responden
menunjukkan bahwa umur
responden yang paling banyak pada usia antara
51-70 tahun sebanyak 22
responden atau 84,61%, dan paling sedikit diatas
usia 70 tahun yaitu
sebanyak 1 orang atau 3,84. Berdasarkan tabel jenis
kelamin responden
didominasi oleh jenis kelamin laki- laki yaitu 7 responden
atau 29.92 dan perempuan
yaitu 19 responden atau 26.92%. Berdasarkan
kelompok status perkawinan
responden di wilayah kerja Puskesmas Kokap I
yaitu kawin 23 responden
atau 88.46%, janda 1 responden atau 3.84%, dan
Duda 2 responden atau
7.69%. Tingkat pendidikan mayoritas responden
yang berada di Wilayah
kerja Puskesmas Kokap I adalah Sekolah Menengah
Atas sebanyak 11 responden
atau 42,30%, sedangkan paling sedikit
berpendidikan S1 sebanyak
5 responden atau 19,23%. Tingkat penghasilan
pada responden yang berada
di wilayah kerja Puskesmas kokap I adalah
diatas Rp. 1.000.000,00
per bulan sebanyak 24 atau 92,30% dan penghasilan
kurang dari Rp.
1.000.000,00 per bulan sebanyak 2 orang atau 7,70%.Jenis
Pekerjaan responden yang
berada di wilayah kerja puskesmas kokap I paling
panyak adalah Pensiunan
sebanyak 11 orang atau 42,30% sedangkan paling
sedikit adalah petani
sebanyak 2 orang atau 7,69% (tabel 1).
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
Pengelolaan anggota keluarga
dengan DM tentang perencanaan
makan sebelum dilakukan
konseling masing–masing cukup dengan nilai 14
atau 53.84%, sedangkan
sesudah konseling ada peningkatan yaitu menjadi
21 atau 80.78% dengan
nilai baik. Sedang nilai terendah sebelum konseling
yaitu baik 3 atau 11.53%,
nilai terendah sesudah konseling kurang dengan
angka 2 atau 7.69% (tabel
2).
Pengelolaan pasien DM
tentang latihan jasmani menggambarkan
mayoritas kurang yaitu
sebelum dilakukan konseling yaitu baik 1 atau 3.84%,
cukup tidak ada dan kurang
25 atau 96.15%, sedangkan sesudah konseling
terjadi peningkatan yaitu
baik 15 atau 57.69%, cukup 9 atau 34.61% dan
kurang 2 atau 7.69% (tabel
3).
Pengelolaan pasien DM
tentang pemeliharaan kaki menggambarkan
mayoritas kurang sebelum
dilakukan konseling yaitu baik atau 11.53%, cukup
7 atau 26.92% atau 16
kurang atau 61.53 dan ada peningkatan setelah
dilakukan konseling yaitu
baik 9 atau 34.61%, cukup 11atau 42.30% dan
kurang 6 atau 23.07%
(tabel 4).
Pengelolaan pasien DM
tentang pengelolaan obat hipoglikemia
sebelum dilakukan
konseling masing–masing sudah cukup baik yaitu baik
11atau 42.42%, cukup 15
atau 57.69%, dan sesudah konseling menjadi
peningkatan yang sangat
bagus sekali yaitu 26 dengan baik atau 100% (tabel
5).
Dari tabel hasil pengujian
dengan menggunakan paired t-Test (tabel 6)
menunjukkan ada beda yang
nyata antara pre test dan post test dengan nilai
probabilitas (p) = 0,00
(kurang dari 0,05), maka Ho ditolak artinya perlakuan
yang dilakukan memberikan
perbedaan yang nyata Sedangkan nilai t hitung –
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
10.445 menunjukkan bahwa
perbaikan peran sebelum pemberian konseling
pada keluarga dengan
Diabetus Millitus lebih kecil dibanding sesudah
konseling sehingga
pemberian konseling pada anggota keluarga dengan
Diabetus Millitus efektif
untuk perbaikan peran keluarga dalam pengelolaan
anggota keluarga dengan
Diabetes Millitus Ho yang ditetapkan dalam
pengujian perbaikan peran
kelurga adalah kedua rerata (pre test dan post
test) adalah
identik artinya rata-rata kedua sama atau tidak berbeda secara
nyata. Dan digunakan
tingkat signifikasi (a) 5% (0,05). Hal tersebut membuat
Ho diterima apabila nilai
probabilitasnya >0,05 dan Ho ditolak apabila nila
probabilitasnya < 0,05.
Mean pre test 25.15 dan
post test 38.12 artinya ada beda rata – rata
yang sangat besar antara
pre dan post test yaitu sebesar 12.97.
Tabel 1 Distribusi
Frekwensi karakteristik responden di wilayah kerja
Puskesmas Kokap I pada
bulan September-November 2007
NO Karakteristik Frekwensi
%
123
Usia
30-50tahun
51-70tahun
>70tahun
3
22
1
11,53
84,61
3,84
Total 26 100,0
45
Jenis Kelamin
Laki – laki
Perempuan
7
19
26.92
73.07
Total 26 100,0
678
Satus Perkawinan
Kawin
Janda
Duda
22
12
88.46
3.84
7.69
Total 26 100,0
9 10
11
Tingkat Pendidikan
SMA/Sederajat
DII
DIII
SI
11
645
42.30
23.03
15.38
19.23
Total 26 100,0
Tingkat Penghasilan
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
12
13
> Rp. 1.000.000
< Rp. 1.000.000
24
2
92.30
7.70
Total 26 100,0
14
15
16
17
Jenis Pekerjaan
PNS
Tani
Pensiunan
Wiraswasta
10
2
11
3
38.46
7.69
42.30
11.53
Total 26 100,0
Sumber : Data Primer
Terolah, 2007
Tabel 2 Pengelolaan Pasien
DM tentang perencanaan makan sebelum dan
sesudah konseling di
wilayah kerja Puskesmas Kokap I pada Bulan
September – November 2007
Kriteria Pre Post
F % F %
Baik
Cukup
Kurang
3
14
9
11.53
53.84
34.61
21
32
80.78
11.53
7.69
Tabel 3. Pengelolaan
Pasien DM tentang latihan Jasmani sebelum dan
sesudah konseling di
wilayah kerja Puskesmas Kokap I pada Bulan
September – November 2007
Kriteria Pre Post
F % F %
Baik
Cukup
Kurang
1-
25
3.84
-
96.15
15
92
57.69
34.61
7.69
Tabel 4 Pengelolaan Pasien
DM tentang Pemeliharaan Kaki sebelum dan
sesudah konseling di
wilayah kerja Puskesmas Kokap I pada Bulan
September – November 2007
Kriteria Pre Post
F % F %
Baik
Cukup
Kurang
37
16
11.53
26.92
61.53
9
11
6
34.61
42.30
23.07
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
Tabel 5 Pengelolaan Pasien
DM tentang pengelolaan Obat Hipoglikemia
sebelum dan sesudah
konseling di wilayah kerja Puskesmas Kokap I
pada Bulan September –
November 2007
Kriteria Pre Post
F % F %
Baik
Cukup
Kurang
11
15
-
42.30
57.69
-
26
--
100
--
Tabel 6 Hasil pengujian
Paired t-Test pada keluarga yang mendapat
konseling
Rerata Nilai Uji Statistik
Pre
Post
Selisih rerata
t
p
25.15
38.12
12.97 -10.445
0.00
Pembahasan
Memberikan perawatan
kesehatan pada anggota keluarga yang sakit
adalah tugas dari
keluarga, agar keluarga dapat menjadi sumber kesehatan
yang efektif dan utama,
peran keluarga harus terlibat dalam tim perawatan
kesehatan dan keseluruhan
proses teurapetik (Friedman, 2000).
Hasil penelitian mengenai
karakteristik responden (tabel 1)
menunjukkan bahwa umur
responden yang paling banyak pada usia antara
51-70 tahun sebanyak 22
responden atau 84,61%, dan paling sedikit diatas
usia 70 tahun yaitu
sebanyak 1 orang atau 3,84%. Hal ini disebabkan karena
pada usia itu pola
pemikiran manusia sudah matang dan mulai sadar akan
pentingnya kesehatan
sehingga bila diberikan konseling maka akan
melaksanakannya dengan
baik.
Jenis kelamin responden
diatas didominasi oleh jenis kelamin
perempuan yaitu 7 orang
atau 26.93% dan perempuan yaitu 19 orang atau
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
73.07%, (Satir, 1967
dikutip dari Latipun, 2001) mengemukakan bahwa jenis
kelamin berkaitan dengan
perilaku, bahwa individu melakukan perilakunya
berdasarkan dengan jenis
seksnya, dan dalam konseling pada keluarga ini
faktor seks sangat penting
dalam upaya pembentukan peran tingkah laku
baru.
Tingkat pendidikan
mayoritas responden yang berada di Wilayah kerja
Puskesmas Kokap I adalah
Sekolah Menengah Atas sebanyak 11 orang atau
42,30%, sedangkan paling
sedikit berpendidikan S1 sebanyak 5 orang atau
19,23% .Friedman 2000
mengemukakan bahwa semakin terdidik keluarga
maka semakain baik
pengetahuan keluarga tentang kesehatan, disamping itu
biasanya ibu memiliki
informasi yang lebih baik. Pernyataan lain yang
mendukung tentang upaya
peningkatan pengetahuan dengan tingkat
pendidikan adalah bahwa
tingkat pengetahuan kesehatan responden yang
rendah dan menyebutkan
korelasi antara penilaian tingkat pengetahuan diri
tentang subyek kesehatan
dan perilaku yang aktual, memerlukan program
pendidikan kesehatan yang
lebih efektif.
Jenis Pekerjaan responden
yang berada di wilayah kerja puskesmas
kokap I paling panyak
adalah Pensiunan sebanyak 11 orang atau 42,30%
sedangkan paling sedikit
adalah petani sebanyak 2 orang atau 7,69%, artinya
jenis pekerjaan tidak mempengaruhi
pengaruh konseling keluarga dalam
pengelolaan anggota
keluarga dengan DM.
Hasil penelitian tentang
pengelolaan anggota keluarga dengan DM
tentang perencanaan makan
sebelum dilakukan konseling masing –masing
cukup dengan nilai 14 atau
53.84%, sedangkan sesudah konseling ada
peningkatan yaitu menjadi
21 atau 80.78% dengan nilai baik. Sedang nilai
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
terendah sebelum konseling
yaitu baik 3 atau 11.53%, nilai terendah
sesudah konseling kurang
dengan angka 2 atau 7.69% (tabel 2), (Babylon
dan Maglaya 2000)
mengemukakan ketrampilan keluarga dalam merawat
anggota keluarganya yang
mengalami gangguan kesehatan, ketrampilan
dapat berkembang karena
mendengar juga melakukan secara berulang-ulang
setelah diberikan
pembelajaran dapat mempengaruhi perubahan yang
signifikan antara sebelum
dilakukan konseling dan sesudah dilakukan
konseling. Bahkan
Darlimanta Setiawan mengungkapkan bahwa dalam
penyusunan menu sebaiknya
diusahakan mendekati diusahakan kebiasaan
sehari-hari, sederhana,
bervariasi, dan mudah dilaksanakan, seimbang serta
sesuai dengan kebutuhan,
dengan tidak mengesampingkan cara hidup,
selera, adat kebiasaan.
Hasil penelitian
pengelolaan pasien DM tentang latihan jasmani
menggambarkan mayoritas
kurang yaitu sebelum dilakukan konseling yaitu
baik 1 atau 3.84%, cukup
tidak ada dan kurang 25 atau 96.15%, sedangkan
sesudah konseling terjadi
peningkatan yaitu baik 15 atau 57.69%, cukup 9
atau 34.61% dan kurang 2
atau 7.69% (tabel 3), Adanya peningkatan yang
sangat signifikan ini
disebabkan sesuai yang diungkapkan (Bloom, 2000)
sebelum diberikan
konseling responden kurang memahami kegunaan dari
latihan jasmani tersebut
dan setelah dilakukan konseling maka keluarga
menjadi “tahu” artinya ada
pengaruh yang signifikan juga sebagai pengingat
suatu materi yang
dipelajari sebelumnya, termasuk didalam pengetahuan
tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
Hasil penelitian
pengelolaan pasien DM tentang pemeliharaan kaki
menggambarkan mayoritas
kurang, sebelum dilakukan konseling yaitu baik 3
atau 11.53%, cukup 7 atau
26.92% ,16 kurang atau 61.53 dan ada
peningkatan setelah
dilakukan konseling yaitu baik 9 atau 34.61%, cukup
11atau 42.30% dan kurang 6
atau 23.07%(tabel 4), Peningkatan yang
signifikan disebabkan
karena keluarga mempunyai kemampuan untuk
melakukan pencegahan
primer, menanggulangi, dan memulihkan
(pencegahan tertier) untuk
dapat menjalankan peran keluarga yang
mengalami masalah
kesehatan sehingga setelah mendapatkan konseling
diharapkan dapat mengelola
anggota keluarga dengan DM bisa optimal.
Hasil penelitian
pengelolaan pasien DM tentang pengelolaan obat
hipiglikemia sebelum
dilakukan konseling masing –masing sudah cukup baik
yaitu baik 11atau 42.42%,
cukup 15 atau 57.69%, dan sesudah konseling
menjadi peningkatan yang
sangat bagus sekali yaitu 26 dengan baik atau
100% (tabel 5). Darlimanta
Setiawan mengemukakan ini dikarenakan obat
hipoglikemi yang dimiliki
penderita hanya sedikit dan seringnya kontrol di
fasilitas kesehatan
seperti RSUD, Puskesmas sehingga dengan memahami,
mengaplikasikan,
menganalisis, mensintesis, dan melakukan evaluasi secara
terus – menerus maka
pengelolaan obat hipoglikemia dapat berhasil dengan
baik.
Berdasarkan kenyataan
dilapangan perubahan peran yang sangat
bagus ini juga disebabkan
karena peneliti sering mengingatkan melalui pesan
singkat yang kami kirim
melalui telepon seluler, sehingga walaupun tidak
melakukan pengawasan
secara langsung dapat meningkatkan kesadaran
bagi responden yang sedang
melakukan pengelolaaan pasien Diabetes
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
Millitus di keluarganya.
Pemberian famplet kepada responden juga sangat
berarti karena dapat
dibaca setip saat ketika peneliti meninggalkanya, selain
itu peneliti juga
melakukan contoh gerakan – gerakan olah raga, cara
pemotongan kuku kaki,
pemberian contoh menu yang seimbang bagi
penderita DM, dan
memberitahukan obat anti diabet serta cara minumnya.
Nilai rata –rata total
akhir setelah dilakukan konseling keluarga pada
anggota keluarga dengan DM
yaitu 12.97 artinya pemberian konseling sangat
efektif untuk keluarga
yang menderita DM dengan cara home visit.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat
diambil dalam penelitian ini adalah : Pertama,
peran keluarga dalam
perencanaan makan pada anggota keluraga dengan
DM setelah dilakukan konseling
baik yaitu 21penderita atau 80.78 %, Kedua,
Peran keluarga dalam
latihan jasmani pada anggota keluarga dengan DM
setelah dilakukan
konseling baik yaitu 15 atau 57.69%. Ketiga, peran
keluarga dalam
pemeliharaan kaki pada anggota keluarga dengan DM
setelah dilakukan
konseling baik yaitu 9 atau 34.61%. Keempat, peran
keluarga dalam pengelolaan
obat hipoglikemi pada anggota keluarga dengan
DM sudah cukup baik yaitu
26 atau 100%. Kelima, ada pengaruh yang sangat
signifikan dengan selisih
rerata 12.97 tentang konseling keluarga terhadap
perbaikan peran keluarga
dalam pengelolaan anggota keluarga dengan DM di
wilayah kerja Puskesmas
Kokap I tahun 2007.
JURNAL KESEHATAN SURYA
MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi, WP, 2006. Hubungan
Stressor dengan DM. Skripsi. Fakultas
Kedokteran UGM Yogyakarta
Elisabeth J Corwin, 2004.
Buku Saku Patofisiologi, EGC Kedokteran Jakarta
Jazilah, Paulus Wijono dan
Toto Sudargo, 2003. Hubungan Tingkat
Pengetahuan,
Sikap dan Praktek (PSP) Penderita Diabetes Mellitus
mengenai
Pengelolaan Diabetes Mellitus dengan Kendali Kadar
Glukosa
Darah. Jurnal Sains Kesehatan 16 (3) September 2003.
Latipun, 2001. Psikologi
Konseling edisi 3, Universitas Muhammadiyah
Malang
Notoatmodjo, S, 2002. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta
Jakarta.
Riwidigdo, H, 2006. Statistik
Kesehatan. Mitra Cendekia Press, Yogyakarta.
Setiawati, S,2005. Tuntunan
Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga,Risqi
Press Bandung
Saefudin A, 2002. Metodologi
Penelitian, Karya Cipta Mandiri Jakarta.
Tjokroprawiro A, 2001. Diabetes
Militus Klasifikasi Diagnosa dan Therapy
Edisi 3, PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Yose, RI,2007. Gambaran
Dislipidemia pada Penderita DM tipe II. Skripsi.
Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar