STANDAR
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
TINJAUAN PUSTAKA
Apakah
diare itu?
Diare oleh sebagian masyarakat disebut munber(muntah
berak) yaitu buang air besar lebih sering dari biasanya atau lebih dari 3 kali
sehari dan bentuknya encer,bahkan dapat berupa air saja.kadang-kadang disertai
dengan muntah.
Penyebab
diare
Penyebab
diare yang terpenting adalah:
·
Karena
peradangan usus,seperti kohlera,disentri,bakteri lain virus dan sebagainya.
·
Karena
kekurangan gizi seperti kemungkinan kurang makan atau kemungkinan kurang protein.
·
Karena
keracunan makanan atau minuman
·
Karena
tidak tahan terhadap makanan tertentu,misalnya: anak tidak tahan meminum susu
yang mengandung lemak/laktosa
Proses
penularan diare
·
Penderita
diare dapat mengeluarkan kotoran (tinja dan muntah) yang mengandung kuman
penyebab
·
Kuman
ini dapat langsung ditularkan pada orang lain atau dapat mencemari air makanan
dan minuman,atau lingkungan lainnya
·
Kalau
air yang tercemar tersebut dipergunakan orang lain untuk keperluan sehari hari
tanpa direbus atau dimasak , maka orang tersebut atau tertular.
·
Penderita
yang baru ini dengan cara yang sama dapat menularkan lagi pada orang lain dan
lingkungan sekitarnya merupakan lingkaran yangtidak ada putusnya.
Akibat dari diare
Akibatnya adalah kekurangan cairan tubuh dan garam-garam
yang sngat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Makin lama seseorang
terkena penyakit diare,semakin banyak pula tubuhnya kehilangan cairan.
Akibatnya kekurangan cairan ini, kemungkinan besar akan
menimbulkan kematian.
Didalam istilah kedokteran kekurangan cairan ini disebut
DEHIDRASI
Tanda tanda degidrasi
Secara umum tanda dehidrasi dapat dilihat dari gejala
umum seperti : rasa haus,tingkat kesadaran,kecepatan nadi,pernafasan,kecekungan
ubun-ubun,kecekungan mata, kekenyalan kulit,kebiasaan kencing
Terdapat tiga tingkatan dehidrasi,dimana setiap tingkatan
tergantung dari banyaknya dan lamanya orang itu diare atau mencret.
Tingkatan dehidrasi adalah :
·
Dehidrasi
ringan
·
Dehidrasi
sedang
·
Dehidrasi
berat
Dari masing - masing tingkatan mempunyai tanda tanda yang
berlainan.
ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DIARE CAIR AKUT
A. Pengertian
Diare adalah
kondisi dimana terjadi
frekuensi defekasi yang
abnormal > 3 kali / hari, serta perubahan isi / volume (>200
gr/hari) dan konsistensi feses cair. (Brunner dan Suddarth, 2002)
Diare
adalah defekasi encer > 3 kali / hari dengan / tanpa darah dan atau lendir
dalam tinja. (Kapita Selekta
Kedokteran, 2000)
Diare adalah
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer
atau cair. (Suriadi, 2001)
Diare akut
adal
ah
diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung < 7 hari pada bayi dan
anak yang sebelumnya sehat. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000)

Diare melanjut /
berkepanjangan adalah episode diare akut
yang melanjut hingga berlangsung selama 7-14 hari. (Kapita Selekta
Kedokteran, 2000)
Diare persisten / kronik adalah
episode diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung selama 14 hari
atau lebih. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000).
Ada dua kategori diare kronik. Diare
yang berhenti jika pemberian makanan atau obat-obatan dihentikan disebut diare
osmotik. Sedangkan diare yang menetap walaupun penderita dipuasakan
disebut diare sekretorik (Samih Wahab, 2000)
Disentri adalah
diare yang disertai darah dalam tinja. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000).
B. Etiologi
1. Infeksi
virus (Rotavirus, Adenovirus), bakteri (E. Colli, Salmonella,
Shigella, Vibrio dll), parasit (protozoa : E. hystolitica, G.
lamblia; cacing : Askaris, Trikurus; Jamur : Kandida) melalui
fecal oral : makanan, minuman,yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan
tinja penderita.
2. Malabsorbsi
: karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak atau protein.
3. Makanan
: alergi makanan, basi atau keracunan makanan
4. Imunodefisiensi
/ imunosupresi (kekebalan menurun) : Aids dll
5. Faktor
lingkungan dan perilaku
6. Psikologi
: rasa takut dan cemas
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000)
C. Patofisiologi
Spesies bakteri tertentu menghasilkan
eksotoksin yang mengganggu absorbsi usus dan dapat menimbulkan sekresi
berlebihan dari air dan elektrolit. Ini termasuk baik enterotoksin kolera dan
E. Coli. Spesies E. Coli lain, beberapa Shigella dan salmonella melakukan
penetrasi mukosa usus kecil atau kolon dan menimbulkan ulserasi mikroskopis.
Muntah dan diare dapat menyusul keracunan makanan non bakteri. Diare dan muntah
merupakan gambaran penting yang mengarah pada dehidrasi, akibat kehilangan
cairan ekstrvaskuler dan ketidakseimbangan elektrolit. Keseimbangan asam basa
terpengaruh mengarah pada asidosis akibat kehilangan natrium dan kalium dan ini
tercermin dengan pernafasan yang cepat. ( Sacharin, R.M, 1996)
Patogen
usus menyebabkan sakit dengan menginvasi mukosa usus, memproduksi enterotoksin,
memproduksi sitotoksin dan menyebabkan perlengketan mukosa yang disertai dengan
kerusakan di menbran mikrovili. Organisme yang menginvasi sel epitel dan lamina
propria menimbulkan suatu reaksi radang local yang hebat. Enterotoksin
menyebabkan sekresi elektrolit dan air dengan merangsang adenosine monofosfat
siklik di sel mukosa usus halus. Sitotoksin memicu peradangan dari sel yang
cedera serta meluaskan zat mediator radang. Perlengketan mukosa menyebabkan
cedera mikrivili dan peradangan sel bulat di lamina propria. Bakteri yang tumbuh berlebihan di usus halus
juga mengganggu mukosa usus. Bakteri menghasilkan enzim dan hasil metabolisme
untuk menghancurkan enzim glikoprotein pada tepi bersilia dan menggangggu
pengangkutan monosakarida dan elektrolit. Cedera vili menyebabkan lesi mukosa
di sana sini yang disertai dengan segmen atrofi vili subtotal dan respon radang
subepitel yang mencolok. (Wahab, A Samih, 2000)
Pathway
Mikro Organisme
![]() |



![]() |
|||
![]() |
|||
Mengganggu absorbsi
usus

|
||||
![]() |
||||


![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
|
|


|







|

|


![]() |
|||
![]() |
|||


|








Cemas orang tua Hospitalisasi PK :
Syok Syok






Takut Suplai cairan / darah
(O2) kurang Resusitasi cairan










Paru Jantung Ginjal Otak Jaringan






Hiperventilasi Penurunan Cardiac Output ARF Hipoksia Gg perfusi jaringan
![]() |
![]() |
||||
![]() |
|||||
Pola nafas tidak efektif Gagal jantung Gagal ginjal Kesadaran
↓ Brain death




Gagal nafas Intoleransi aktivitas
Brain death
D. Manifestasi
klinik
1 Sering
buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2 Kram
perut
3 Demam
4 Mual
5 Muntah
6 Kembung
7 Anoreksia
8 Lemah
9 Pucat
10 Urin
output menurun (oliguria, anuria)
11 Turgor
kulit menurun sampai jelek
12 Ubun-ubun
/ fontanela cekung
13 Kelopak
mata cekung
14 Membran
mukosa kering
(Suriadi, 2001)
Cara
Menentukan Derajat Dehidrasi
Yang
dinilai
|
A
(Tanpa
dehidrasi)
|
B
(Dehidrasi
Tak Berat)
|
C
(Dehidrasi
Berat)
|
I. Riwayat
☼ Diare
☼ Muntah
☼ Rasa haus
☼ Air kemih
|
<
4 x/hari cair
sedikit
/ tidak
minum
biasa tidak haus
normal
|
4-10
x/hari cair
beberapa
kali
haus
sekali, rakus ingin minum banyak
sedikit
gelap
|
>
10 x/hari cair
sangat
sering
tidak
dapat minum
tidak
ada dalam 6 jam
|
II. Periksa
☼ Keadaan
umum
☼ Air mata
☼ Mata
☼ Mulut/lidah
☼ Nafas
|
sehat,
aktif
ada
normal
basah
normal
|
tampak
sakit, mengan-tuk,lesu, rewel, gelisah
tidak
ada
cekung
*
kering
**
agak
cepat
|
sangat
mengantuk, le-mah, letargi, tidak sa-dar / koma
tidak
ada
kering,
sangat cekung
sangat
kering
cepat
dan dalam
|
III.
Raba
☼ Kulit (dicubit)
☼ Denyut nadi
☼ Ubun-ubun
|
kembali
cepat
normal
normal
|
kembali
lambat***
agak
cepat
cekung
|
kembali
sangat lambat
sangat
cepat, lemah ti-dak teraba
sangat
cekung
|
IV
Kehilangan
☼ Berat Badan
☼ Cairan
|
<
40 g/KgBB
<
5% BB
|
40-100g/KgBB
5-10
% BB
|
>100
g/KgBB
>
10 % BB
|
Keterangan :
*
Pada beberapa anak mata normalnya agak cekung : perlu dikonfirmasikan
dengan orang tua
**
Kekeringan mulut dan lidah dapat diraba dengan jari bersih dan kering,
mulut selalu ke-ring pada anak yang biasa bernafas dengan mulut, mulut anak
dehidrasi dapat basah karena habis minum
*** Cubitan kulit kurang berguna pada
anak dengan marasmus, kwashiorkor atau anak ge-muk. (sangat lambat jika kembali
> 2 detik)
A = Tidak / tanpa dehidrasi
B = Dehidrasi tidak
berat : 2 atau lebih tanda dimana salah satu tanda adalah *
C = Dehidrasi berat :
2 atau lebih tanda dimana salah satu tanda adalah *
(SPM Kesehatan
Anak IDAI, 2004 dan SPM Kesehatan Anak RSUD Wates, 2001)
E. Komplikasi
Ø Kehilangan
air dan elektrolit : dehidrasi, asidosis metabolic
Ø Syok
Ø Kejang
Ø Sepsis
Ø Gagal
Ginjal Akut
Ø Ileus
Paralitik
Ø Malnutrisi
Ø Gangguan
tumbuh kembang
(SPM Kesehatan Anak IDAI, 2004 dan
SPM Kesehatan Anak RSUD Wates, 2001)
F. Penatalaksanaan
1. Keperawatan
Ø Mengganti
cairan dan elektrolit yang hilang : mengelola plan A, B, C
Ø Memonitor
tanda dehidrasi, syok
Ø Memenuhi
kebutuhan nutrisi : anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan
sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 kali sehari), rendah serat,
buah-buahan diberikan terutama pisang.
Ø Mengontrol
dan mengatasi demam
Ø Perawatan
perineal
Ø Penyuluhan
kesehatan :
-
Upayakan ASI tetap diberikan
-
Kebersihan perorangan : cuci
tangan sebelum makan
-
Kebersihan lingkungan :
buang air besar di jamban
-
Imunisasi campak
-
Memberikan makanan penyapihan yang benar
-
Penyediaan air minum yang
bersih
-
Selalu memasak makanan
-
Selalu merebus dot / botol
susu sebelum digunakan
-
Tidak jajan di sembarang
tempat
2. Medis
a. Resusitasi
cairan dan elektrolit
1) Rencana Pengobatan A, digunakan untuk :
·
Mengatasi diare tanpa dehidrasi
·
Meneruskan terapi diare di
rumah
·
Memberikan terapi awal bila
anak diare lagi
Tiga
cara dasar rencana Pengobatan A :
·
Berikan lebih banyak cairan
daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi (oralit, makanan cair : sup, air
matang). Berikan cairan ini sebanyak anak mau dan terus diberikan hingga diare berhenti.
Kebutuhan oralit per kelompok umur
Umur
|
Ddiberikan setiap bab
|
Yang disediakan
|
<
12 bulan
|
50-100
ml
|
400
ml / hari (2 bungkus)
|
1-4
tahun
|
100-200
ml
|
600-800
ml / hari (3-4 bungkus)
|
>
5 tahun
|
200-300
ml
|
800-1000
ml / hari (4-5 bungkus)
|
Dewasa
|
300-400
ml
|
1.200-2.800
ml / hari
|
Cara memberikan oralit :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar