Selasa, 10 Januari 2012

gombalan ( ^_^ )





Jurusan Perminyakan: Kalo aku jadi SPBU, pasti tiap hari ada tulisan ‘CINTA HABIS’ soalnya kamu telah memborong semua cintaku.

Jurusan Sistem Informasi: Kayanya laptopku error deh, soalnya tiap mau ngetik deket-deket kamu font yg keluar selalu Times New “Romance”.


Jurusan Teknik Informatika: Ketika virus yang bernama CINTA.exe menyerang hatiku yang membuatku teringat selalu padamu.

Jurusan Teknik Elektro: Aku memang anak elektro, tapi akupun tak mengerti kenapa sentuhanmu bisa menyetrum kalbuku.

Jurusan Geofisika: perlu banyak alat untuk tahu apa isi bumi, tapi tak perlu banyak alat untukmu mengetahui isi hatiku

Jurusan Kedokteran: tanpa membedah isi hatimu pun, aku tahu kamu mencintaiku

Jurusan Teknik Lingkungan: Senyummu bagaikan global warming, yang mampu mencairkan isi hatiku.

Jurusan Seni Rupa: Kau warnai duniaku dengan cinta dan kasih sayang.

Jurusan Seni Musik: aku dan kamu bagaikan nada-nada yang bila berkumpul akan membentuk suatu harmoni

Jurusan Keperawatan: Mencintaimu bagaikan diare, tak dapat ditahan lagi.
Jurusan Farmasi: Sampai sekarang, aku belum menemukan obat untuk menyembuhkan hatiku yang kecanduan cintamu

Jurusan Kimia: Kau bagaikan alkohol yang memabukkan dan membiusku bagai eter

Jurusan Kedokteran Hewan: Aku penyayang binatang, jadi aku tidak peduli meski kamu itu buaya

Jurusan Tata Busana: Indahnya baju yang kau kenakan itu pasti seindah hati orang yang mengenakannya

Jurusan Kepolisian: aku nggak akan tilang kamu meski kamu parkir di hatiku dan otakku setiap saat

Jurusan Teknik Metalurgi: cintaku padamu tak kalah membara dibandingkan api dalam tanur

Jurusan Hukum: salah apa aku hingga aku terpenjara dalam cintaku kepadamu

Jurusan Manajemen: kalo aku jadi George R. Terry aku akan mengganti fungsi manajemen dari P.O.A.C menjadi L.O.V.E karena aku selalu teringat wajahmu.

Jurusan Pertanian: Entah sejak kapan kau tanamkan bibit cinta ini di hatiku

Jurusan Perikanan: Kamu abis mancing ya? hebat kan aku tau soalnya di kail kamu ada hati aku tuh nyangkut

Jurusan Tata Boga: Kalo teh dikasih gula kan jadi Teh Manis, coba kalo Teh dikasih kamu, pasti jadi Teh Cantik.

Jurusan Arkeologi: Aku mau masuk jurusan Arkeologi biar bisa terus menggali dimana letak cinta kamu

Jurusan Matematika: Hidupku tanpamu bagaikan cos90=0. Kau dan aku adalah sin90=1 dan selalu bersamamu adalah tan90 = tak terhingga.

Jurusan Teknik Pertambangan: kecantikanmu bagaikan intan permata yang berkilau dengan indahnya

Jurusan Psikologi: Percuma aku masuk jurusan psikologi, karena aku masih tergila-gila kepadamu

Jurusan Akuntansi: Tanpamu aku tidak sempurna, bagaikan neraca lajur yang belum disesuaikan.

Jurusan Cinematografi: andaikan kisah cinta ini kujadikan film, pasti banyak yang iri karena aku bisa mendapatkanmu.

Jurusan Fotografi: Boleh minta foto kamu? Soalnya aku mau nunjukin ke semua orang bahwa malaikat itu ada.

Jurusan Kesehatan Masyarakat : Aku rasa, setiap orang yang melihat kamu akan kebal dari semua penyakit karena vitamin Cinta yang kamu berikan.

Jurusan Sejarah: Seandainya sekarang adalah tanggal 28 Oktober 1928, aku akan ubah naskah Sumpah Pemuda menjadi Sumpah Aku Cinta Kamu.

Jurusan Biologi: Apabila kita DNA, aku tidak mau ada enzim polimerase, agar kita tidak akan terpisahkan.

Jurusan Ekonomi: Cintaku padamu bagaikan pertumbuhan ekonomi China, selalu meningkat!

Jurusan Sastra: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T V W X Y Z. oops! I Miss U..

Jurusan Geografi: Jika hatiku adalah kompas, maka kamu adalah arah Utara. Hatiku yang akan selalu mengarah kepadamu.

Jurusan Statistika: Kalau kamu tanya berapa banyak frekuensi kamu datang ke pikiranku, jujur.. cuma sekali. Soalnya gak pernah pergi lagi sih..

Jurusan Arsitektur: Aku rasa sebentar lagi ruangan ini akan bertambah sempit. Karena bunga-bunga cintaku padamu mulai tumbuh memenuhi sudut ruang ini.

Jurusan Telekomunikasi (Transmisi): HP udah dimatiin, tapi tetap diusir dari pesawat, katanya sinyal cintaku ke kamu ganggu sistem komunikasi.

Jurusan Hubungan Internasional: Aku ga perlu jauh-jauh ke Perancis buat nemuin kamu, kamu kan udah jadi Princess di hatiku.

Jurusan Agama: Lupa agama? Neraka! Lupa orang tua? Durhaka! Lupa sesama? Biasa! Tapi lupa ama kamu? Mana bisa!

Jurusan Fisika: Menurut Einstein, energi adalah massa dikali kuadrat kecepatan cahaya. Menurut Britannica, energi adalah suatu kapasitas untuk melakukan kerja. Menurut aku,energi adalah kamu…

Jurusan Perpajakan: Kalo kamu menjadi fiskus, akan selalu kulebihbayarkan pajakku agar kau terus datang dan memeriksaku (dari Siapa aja boleeee)

Jurusan Teknik Kimia: Cintaku padamu bagaikan CSTR (Continuous Stirred Tank Reactor) dengan pemanasan steam langsung dan steady state. selalu panas membara, teraduk-aduk di dalam hatiku. (dari @anggraenidevi)

Jurusan Teknik Sipil: Jembatan dibangun untuk menghubungkan dua daratan, tapi cintaku dibangunkan untuk menghubungkan dua hati. Hatiku dan hatimu. (dari herymuhendra)

Jurusan Bioteknologi: Aku tidak tahu mengapa, sepertinya kultur cinta mu ini tumbuh selalu dalam fase eksponensial di media hatiku. (dari Ninditasya)

Jurusan astronomi: Gravitasi yang terdapat pada hati kita, kunamakan itu cinta. (dari @loecalvin)

Jurusan meteorologi: Tak perlu aku takut hari terus hujan atau dingin bersalju, karena kamulah matahari jiwaku yang senantiasa bersinar. (dari @loecalvin)

Jurusan Psikologi: Pak Dosen bilang, Love itu terdiri dari Passion, Commitment, dan Intimacy… Tapi buatku tambah satu: KAMU. (dari selenatiedoll)

Jurusan Komunikasi: Aku tau semua definisi komunikasi. IP aku 4. Tapi satu yang aku ga bisa, mendefinisikan kata-kata cinta yang kamu ucapkan. Itu lebih rumit daripada definisi komunikasi menurut Theodore M. Newcomb. Tapi kamu selalu membuat aku mengerti setiap definisi, Sayang.. (dari @faizalkahfi)

Jurusan Bisnis : Kalau hatiku toko, kamulah pelanggan yang membuatnya bangkrut karena semua isinya kuberi gratis untukmu (dari Andintya)

Jurusan Teknik Mesin : Hatiku dalam mencintaimu adalah mesin yang tak pernah mati untuk bekerja. (dari Andintya)

Jurusan Farmasi : Tidak akan ada ramuan atau obat yang dapat menghentikan cintaku padamu, karena cintaku adalah ramuan tidak terlihat yang bersifat kekal. (dari Andintya)

Jurusan Sastra : seorang Kahlil Gibran pun pasti bingung untuk mendeskripsikan perasaanku padamu. terlalu dalam, merasuk kalbu, dan memabukkan. (dari Andintya)

Jurusan Penerbangan : Radar hatiku selalu bisa melacak dimana kamu berada (dari Putsce)

Jurusan Matematika : mencintai kamu itu seperti limit tak hingga. mencintai tanpa batas (dari Putsce)

Jurusan Penjas: mencintaimu itu kayak olahraga. Bikin sehat, kuat, bugar, dan senang sepanjang waktu. (dari Putsce)

Jurusan Hubungan Internasional : aku bisa berbahasa jepang, aku bisa berbahasa jerman, aku bisa berbahasa inggris, dan juga bahasa lainnya. tapi kamu tidak perlu repot belajar berbagai macam bahasa untuk mengetahui bahasa cinta ku padamu. (dari Kasena)

Jurusan Geofisika: ribuan bahkan jutaan gelombang seismik ku amati, namun hanya gelombang cinta dari mu yang menarik perhatian. (dari Aiiuye)

Jurusan komunikasi: ada aksioma komunikasi yang menyatakan “We Cannot Not Communicate” dan ada juga aksioma dari hatiku yang menyatakan “We Cannot Not Love each other” (dari widyarifianti)

Jurusan politik: Orang-orang bisa saja menggulingkanku dari kekuasaan, tapi mereka tidak bisa menggulingkan perasaanku padamu. (dari widyarifianti)

Jurusan Akuntansi: Cinta itu aneh, ibarat aktiva tak berwujud/intangible asstes yang gak bisa di amortisasi, gak bisa di susutkan n gak bisa berkurang karena kerugian. (dari rrrrr)

Jurusan Arsitektur: Kamu adalah point of interest dimataku yang mengisi void dijiwaku dan menggetarkan façade relung hatiku. (dari SemesterEnambelas)

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan : Kamu kayak senyawa theobromin di coklat yang saya makan, kafein di kopi dan teh yang saya minum = bikin ketagihaaaannnn. (dari steppanibaretta)

Jurusan Manajemen: Walaupun aku dituntut untuk selalu bisa mengatur waktu,tetapi aku tidak bisa mengatur waktu aku yang selalu ingin bertemu dengan kamu.. (dari Kero)

Jurusan Planologi: Jika seluruh badanku di-peta-kan, maka hatiku adalah Kawasan Budidaya Monokultur (dari akbarizky)

Jurusan Teknik Fisika : Setiap ku mendekatimu,hatiku bergetar lebih dahsyat dari getaran turbin yang membangkitkan arus AC tiga fasa 220 volt 50 hertz. (dari Febriansahsetiawan)

Jurusan Seni: Kamulah lukisan terindah dalam hidupku yg selalu ku gores dan kuwarnai di setiap detik waktuku… (dari Najmi)

Jurusan Teknik Sipil: Hidupku tanpamu bagai bangunan tanpa kolom yang akan membuat hidupku runtuh. (dari Miftah Hazmi )

Jurusan Kimia: Senyawa Hydrocarbons di dunia ini masih kurang lengkap untuk membuatku “alive”, hanya “cintamu” yang mampu menghidupkan aku. (dari RN)

Jurusan Teknik Industri: I’m not the first, but I will be the best for you (dari dika)

Jurusan Teknik Industri: Because love is timefull like a money (dari dika)

Jurusan Kedokteran: naksir kamu tuh kayak kanker stadium 4… sekali kena, susaaaahhh banget sembuhnya (Darkbluemidnight)

Jurusan Kesejahteraan Sosial : aku adalah pekerja sosial yang siap mengayom rakyat Indonesia tapi sistem sosialku tidak akan berjalan sempurna bila kamu menolakku untuk mengayomimu sepanjang hidupku. (dari Margaretha Eva Sari Borsiin )

Jurusan Kesejahteraan Sosial : Keberfungsian sosial ku seakan kembali setelah menemukan kamu dan menjadikanmu tambatan hatiku. (dari Lavoya Faradisa El Vayami)

Jurusan Filsafat : Cinta??? aku tak bisa memikirkannya, karena hanya kamu dipikiranku. (dari R_vanology )

Jurusan asuransi kesehatan: cinta mu memberikan perlindungan seperti polis asuransi. (dari Mameto)

Jurusan Teknik Geologi : Cintamu bagaikan erupsi merapi, apa yang dilaluinya membekas didalam hatiku

Jurusan Teknik Oseanografi : Cintaku bagaikan gelombang pasang surutnya air laut, ketika aku bersamamu kenaikan tingkat air seperti ditarik oleh gravitasi bulan nan cantik yaitu kamu. (dari Bapatile )

Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika : Jika aku dapat mengukur seberapa luas dan besar cintaku yang dapat aku petakan, akan kuberikan pemetaan seakurat mungkin agar koordinat cintaku sampai tepat dihatimu (dari Bapatile )

Jurusan Meteorologi : Aku dapat memprakirakan cuaca yang datang hari esok, minggu depan, atau pun tahun depan. Tapi aku tak dapat memprakirakan kapan aku bisa bertemu denganmu lagi (dari Bapatile )

jurusan sastra jepang : alasan kenapa aku masuk sastra Jepang adalah hanya untuk melihat dirimu yang bersemi bagaikan buka sakura yang sedang bermekaran (dari Iam_mammouth)

Sumber: https://plus.google.com/102627925545373532675/posts/P9VhB5P84oN

Sabtu, 07 Januari 2012

LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI


LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
A.    Definisi Halusinasi
1.      Pengertian
Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari, 2001).
Halusinasi adalah persepsi sensorik yang keliru dan melibatkan panca indera (Isaacs, 2002).
Persepsi merupakan tanggapan indera terhadap rangsangan yang datang dari luar, dimana rangsangan tersebut dapat berupa rangsangan penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan dan perabaan. Interpretasi (tafsir) terhadap rangsangan yang datang dari luar itu dapat mengalami gangguan sehingga terjadilah salah tafsir (missinterpretation). Salah tafsir tersebut terjadi antara lain karena adanya keadaan afek yang luar biasa, seperti marah, takut, excited (tercengang), sedih dan nafsu yang memuncak sehingga terjadi gangguan atau perubahan persepsi (Triwahono, 2004).
Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses diterimanya rangsang sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh penginderaan atau sensasi: proses penerimaan rangsang (Stuart, 2007).
2. Tanda dan Gejala Halusinasi
Menurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan halusinasi adalah sebagai berikut:
·         Bicara sendiri.
·         Senyum sendiri.
·         Ketawa sendiri.
·         Menggerakkan bibir tanpa suara.
·         Pergerakan mata yang cepat
·         Respon verbal yang lambat
·         Menarik diri dari orang lain.
·         Berusaha untuk menghindari orang lain.
·         Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.
·         Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
·         Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik.
·         Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori.
·         Sulit berhubungan dengan orang lain.
·         Ekspresi muka tegang.
·         Mudah tersinggung, jengkel dan marah.
·         Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
·          Tampak tremor dan berkeringat.
·         Perilaku panik.
·         Agitasi dan kataton.
·         Curiga dan bermusuhan.
·         Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan.
·         Ketakutan.
·         Tidak dapat mengurus diri.
·         Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang.
3. Tahapan/Tingkatan Halusinasi
Menurut Stuart dan Laraia (2001), terdiri dari 4 fase :
Fase I :
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa bersalah dan takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas. Di sini klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik sendiri.
Fase II :
Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Disini terjadi peningkatan tanda-tanda sistem saraf otonom akibat ansietas seperti peningkatan tanda-tanda vital (denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah), asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan realita.
Fase III :
Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. Di sini klien sukar berhubungan dengan orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah dari orang lain dan berada dalam kondisi yang sangat menegangkan terutama jika akan berhubungan dengan orang lain.

Fase IV :
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah halusinasi. Di sini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak mampu berespon terhadap perintah yang kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari 1 orang. Kondisi klien sangat membahayakan.
4. Klasifikasi Halusinasi
a. Halusinasi pendengaran
karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b.Halusinasi penglihatan  :
karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi penghidu :
karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine atau feses.
Kadang – kadang terhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
d. Halusinasi peraba :
karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap :
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.
f. Halusinasi sinestetik :
karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine. (
Menurut Stuart, 2007)
B. Rentang Respon
Menurut Stuart dan Laraia (2001), halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada dalam rentang respon neurobiologi.
-          Pikiran logis: yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren.
-          Persepsi akurat: yaitu proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar tentang sesuatu yang ada di dalam maupun di luar dirinya.
-          Emosi konsisten: yaitu manifestasi perasaan yang konsisten atau afek keluar disertai banyak komponen fisiologik dan biasanya berlangsung tidak lama.
-          Perilaku sesuai: perilaku individu berupa tindakan nyata dalam penyelesaian masalah masih dapat diterima oleh norma-norma social dan budaya umum yang berlaku.
-          Hubungan social harmonis: yaitu hubungan yang dinamis menyangkut hubungan antar individu dan individu, individu dan kelompok dalam bentuk kerjasama.
-          Proses pikir kadang terganggu (ilusi): yaitu menifestasi dari persepsi impuls eksternal melalui alat panca indra yang memproduksi gambaran sensorik pada area tertentu di otak kemudian diinterpretasi sesuai dengan kejadian yang telah dialami sebelumnya.
-          Emosi berlebihan atau kurang: yaitu menifestasi perasaan atau afek keluar berlebihan atau kurang.
-          Perilaku tidak sesuai atau biasa: yaitu perilaku individu berupa tindakan nyata dalam penyelesaian masalahnya tidak diterima oleh norma – norma social atau budaya umum yang berlaku.
-          Perilaku aneh atau tidak biasa: perilaku individu berupa tindakan nyata dalam menyelesaikan masalahnya tidak diterima oleh norma-norma sosial atau budaya umum yang berlaku.
-          Menarik diri: yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
-          Isolasi sosial: menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dalam berinteraksi.
-         




B.     Faktor Predisposisi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:

1. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
a.  Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.
b.  Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
c.  Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).
2. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.

3. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.

C. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).

Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
1.   Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2.   Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3.   Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.
E. Mekanisme koping
1. Regresi: menjadi malas beraktifitas sehari-hari.
2. Proyeksi: menjelaskan prubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
3. Menarik diri: sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal. (Stuart, 2007).
II. Masalah Keperawatan dan Data Fokus Pengkajian
Konsep Dasar Keperawatan
Menurut Carpenito (1998) dikutip oleh Keliat (2006), pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama antara perawat dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Asuhan keperawatan juga menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian menentukan masalah atau diagnosa, menyusun rencana tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Menurut Stuart dan Laraia (2001), pengkajian merupakan tahapan awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokkam menjadi faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki klien.
Berbagai aspek pengkajian sesuai dengan pedoman pengkajian umum, pada formulir pengkajian proses keperawatan. Pengkajian menurut Keliat (2006) meliputi beberapa faktor antara lain:
a. Identitas klien dan penanggung
Yang perlu dikaji yaitu: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, status, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.
b. Alasan  masuk rumah sakit
Umumnya klien halusinasi di bawa ke rumah sakit karena keluarga merasa tidak mampu merawat, terganggu karena perilaku klien dan hal lain, gejala yang dinampakkan di rumah sehingga klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
c. Faktor predisposisi
1). Faktor perkembangan terlambat
a. Usia bayi tidak terpenuhi kebutuhan makanan, minum dan rasa aman.
b. Usia balita, tidak terpenuhi kebutuhan otonomi.
c. Usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan.

2). Faktor komunikasi dalam keluarga
a. Komunikasi peran ganda.
b. Tidak ada komunikasi.
c. Tidak ada kehangatan.
d. Komunikasi dengan emosi berlebihan.
e. Komunikasi tertutup.
f. Orang tua yang membandingkan anak – anaknya, orang tua yang otoritas dan komplik orang  tua.

3). Faktor sosial budaya
Isolasi sosial pada yang usia lanjut, cacat, sakit kronis, tuntutan lingkungan yang terlalu tinggi.

4). Faktor psikologis
Mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, menutup diri, ideal diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas, krisis peran, gambaran diri negatif dan koping destruktif.

5). Faktor biologis
Adanya kejadian terhadap fisik, berupa : atrofi otak, pembesaran vertikel, perubahan besar dan bentuk sel korteks dan limbik.


6). Faktor genetik
Telah diketahui bahwa genetik schizofrenia diturunkan melalui kromoson tertentu. Namun demikian kromoson yang keberapa yang menjadi faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian. Diduga letak gen skizofrenia adalah kromoson nomor enam, dengan kontribusi genetik tambahan nomor 4,8,5 dan 22. Anak kembar identik memiliki kemungkinan mengalami skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami skizofrenia, sementara jika di zygote peluangnya sebesar 15 %, seorang anak yang salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia berpeluang 15% mengalami skizofrenia, sementara bila kedua orang tuanya skizofrenia maka peluangnya menjadi 35 %.
d. Faktor presipitasi
Faktor –faktor pencetus respon neurobiologis meliputi:
1. Berlebihannya proses informasi pada system syaraf yang menerima dan memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
2. Mekanisme penghataran listrik di syaraf terganggu (mekanisme penerimaan abnormal).
3. Adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya.
e. Faktor Pemicu
1. Kesehatan : Nutrisi dan tidur kurang, ketidaksiembangan irama sirkardian, kelelahan dan infeksi, obat-obatan system syaraf pusat, kurangnya latihan dan hambatan untuk menjangkau pelayanan kesehatan.
2. Lingkungan sekitar yang memusuhi, masalah dalam rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup dalam melaksanakan pola aktivitas sehari-hari, sukar dalam berhubungan dengan orang lain, isoalsi social, kurangnya dukungan social, tekanan kerja (kurang terampil dalam bekerja), stigmasasi, kemiskinan, kurangnya alat transportasi dan ketidakmamapuan mendapat pekerjaan.
3. Sikap : Merasa tidak mampu (harga diri rendah), putus asa (tidak percaya diri), merasa gagal (kehilangan motivasi menggunakan keterampilan diri), kehilangan kendali diri (demoralisasi), merasa punya kekuatan berlebihan, merasa malang (tidak mampu memenuhi kebutuhan spiritual), bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun kebudayaan, rendahnya kemampuan sosialisasi, perilaku agresif, perilaku kekerasan, ketidakadekuatan pengobatan dan ketidak adekuatan penanganan gejala.

Rabu, 04 Januari 2012

PIE ( Problem, Intervensi, Evaluasi )Dokumentasi Keperawatan


PIE ( Problem, Intervensi, Evaluasi )Dokumentasi Keperawatan
1.      Pengertian PIE (Problem Intervention Evaluation)
PIE (Problem Intervention Evaluation) adalah suatu singkatan dari identifikasi masalah, intervensi dan evaluasi. System pendokumentasian PIE adalah suatu pendekatan orientasi proses pada dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan diagnosis keperawatan.

2.      Penggunaan PIE (Problem Intervention Evaluation)
Format PIE tepat digunakan untuk system pemberian asuhan keperawatan primer. Pada keadaan klien yang akut, perawat dapat melaksanakan dan mendokumentasikan pengkajian ketika pertama kali klien masuk dan pengkajian system tubuh yang di beri tanda PIE setiap hari. Setelah itu perawat associate (PA) akan melaksanakan intervensi sesuai yang telah direncanakan, karena PIE didasarkan pada proses keperawatan, maka akan membantu memfasilitasi perbedaan antara pembelajaran di kelas dan di keadaan nyata pada tatanan praktik pendokumentasian yang sesungguhnya.

Dokumentasi PIE tidak memasukkan pengkajian di dalamnya, tetapi kegiatan ini di tulis terpisah (flow sheet). Ini mencegah terjadinya duplikasi informasi atau tindakan. Masalah klien pada catatan PIE dapat di beri nomor sesuai dengan masalah klien. Masalah yang telah teratasi dihilangkan dari dokumentasi harian dan masalah yang berkelanjutan di dokumentasikan setiap hari.
P : masalah yang dihadapi klien dan ditulis dalam bentuk diagnose keperawatan (tidak efektif bersihan jalan nafas b/d penumpukan secret).
I :   intervensi yang harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah.
-          Berikan posisi semi fowler.
-          Lakukan postural drainase dan fisioterapi dada.
-          Lakukan isap slym.
E : evaluasi terhadap tindakan yang diberikan (klien dapat bernafas dengan norma, RR=18x/m, auskultasi terdengar ronchi). Tanda tangan . nama perawat.
Catatan sumber, catatan ini khas untuk setiap profesi atau disiplin. Catatan ini mempunyai bagian atau kolom yang terpisah untuk memasaukkan data, informasi yang dicatat berdasarkan nama klien.



Karakteristik PIE

1.      Proses dokumentasi PIE dimulai dari saat pengkajian ketika pertama kali klien masuk diikuti pelaksanaan pengkajian system tubuh setiap pergantian dinas (setiap 8 jam)
2.      Data masalah yang hanya dipergunakan untuk asuhan keperawatan klien pada jangka waktu yang lama dengan masalah yang kronis.
3.      Intervensi yang dilaksanakan dan rutin didokumentasikan dalam flow sheet.
4.      Catatan perkembangan digunakan untuk pencatatan nomor intervensi keperawatan yang spesifik berhubungan dengan masalah yang spesifik.
5.      Imtervensi langsung terhadap penyelesaian masalah yang ditandai dengan huruf I (intervensi) dan nomor masalah klien yang relevan didokumentasikan.
6.      Keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi diidentifikasi dengan huruf E (evaluasi) dan nomor masalah.
7.      Setiap masalah yang diidentifikasi harus dievaluasi minimal setiap 8 jam (setiap pergantian dinas)

Keuntungan
  Memungkinkan penggunaan proses keperawatan
  Rencana intervansi dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
  Memungkinkan pemberian asuhan keperawatan secara kontinyu karena secara jelas mengidentifikasi masalah klien dan intervensi keperawatan.
  Perkembangan klien mulai dari klien masuk sampai pulang dapat dengan mudah digambarkan.
  Dapat diadaptasi sebagai pendokumentasian yang otomatis.

Kerugian
  Tidak dapat digunakan sebagai pendokumentasian semua disiplin ilmu.
  Pembatasan rencana intervensi tidak aplikatif untuk beberapa situasi perawatan.

        
Contoh format PIE
Tanggal
jam
Pendokumentasian
10-10-2010
10.10
P#1 Resiko perlukaan b/d riwayat serimg jatuh selama di rumah


IP#1 sarankan klien untuk meminta bantuan jika ingin keluar dari ruangan


P#2 kurangnya pengetahuan berhubungan dengan tindakan arteriogram


















MODEL DOKUMENTASI PIE
(PROBLEM-INTERVENTION-EVALUATION)


NAMA/ UMUR:                                                                                            NO REG:
RUANGAN:                                                                                                  NO. KAMAR:
NO
TGL/JAM
PROBLEM
INTERVENSI
EVALUASI
TTD




P
S
M

1
10-10-10/10.10
Ketidak efektifan pola nafas b/d kurangnya pengembangan paru, adanya cairan dalam rongga pleura
.tujuan: pola nafas efektis setelah dilakukan perawatan selama 24 jam
Criteria hasil: (NOC)
-          Irama dan keddalaman pernafasan normal
-          Sesak hilang
-          Analisis gas darah normal
-          Tidak menggunakan otot bantu nafas
Rencana tindakan (NIC)
1.      Posisi tidur fowler atau semi fowler
2.      Oksigen sesuai advis dokter
3.      Kolaborasi (kp)
-          Aspirasi pleura
-          Analgesic
4.      Observasi ttv
5.      Analisa gas darah
S
O
A
P
S
O
A
P
S
O
AP



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latarbelakang
Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya. Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan metode ini perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab pada klien sehingga kualitas praktik keperawatan dapat meningkat.
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan kepada klien, keluarga serta komunitas dan merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik serta pemecahan masalah baik actual maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan.
Manfaat proses keperawatan antara lain :
1.    perawat dapat merencanakan asuhan keperawatan dan membantu mengembangkannya melalui hubungan professional.
2.    memberikan kepuasan bagi pasien dan perawat.
3.    memberikan kerangka kerja bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
4.    membantu perawat mawas diri dalam keahlian dan kemampuan merawat pasien.
Dalam proses keperawatan ada lima tahap, dimana tahap-tahap tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan. Tahap-tahap dalam proses keperawatan tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Pengkajian
b.    Diagnosa keperawatan
c.    Perencanaan
d.    Pelaksanaan
e.    Evaluasi
Untuk menghindari kesalahan terhadap tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada pasien maka dibutuhkan pendokumentasian terhadap proses keperawatan tersebut yang juga berfungsi sebagai mekanisme pertanggung gugatan bagi perawat terhadap semua tindakan yang telah ia lakukan.
Dokumentasi keperawatan itu sendiri merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Pada bab berikutnya akan dibahas tentang pendokumentasien proses keperawatan tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Dokumentasi pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan yang merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data yang mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena itu pengkajian yang akurat, lengkap sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan  pelayanan keperawatan sesuai dengan respon individu, bagaimana yang telah di tentukan dalam standar praktek keperawatan dari ANA ( American Nursing Association).
Standar dokumentasi pengkajian bersifat sistematis, komprehensif, akurat, terus menerus, dan berlanjut, sehingga di dapatkan berbagai masalah pasien yang lengkap dari hasil pengkajian.
1.            Tujuan dokumentasi pengkajian adalah :
a.    Untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan dan respon pasien terhadap masalah yang dapat mempengaruhi perawatan
b.    Untuk konsolidasi dan organisasi informasi yang didapat dari berbagai sumber tentang masalah kesehatan pasien sehingga dapat dianalisis dan diidentifikasi.
c.    Untuk dapat dijadikan sebagai ukuran dalam mencapai/mendapatkan informasi. Dengan kata lain, dapat dijadikan sebagai rujukan untuk ukuran dan perubahan kondisi pasien.
d.    Untuk mengidentifikasi berbagai macam karakteristik serta kondisi pasien dan respon yang akan mempengaruhi perencanaan perawatan.
e.    Untuk menyediakan data yang cukup pada kebenaran hasil observasii terhadap respon pasien
f.      Untuk menyediakan dasar pemikiran pada rencana keperawatan.
2.            Jenis dokumentasi pengkajian
a.    Pengkajian awal (Initial assesment) : dilakukan ketika pasien masuk ke rumah sakit.
b.    Pengkajian kontinu (Ongoing assesment ) : merupakan perkembangan dasar. Informasi yang di peroleh dari pasien selama pengkajian awal dan informasi tambahan.
c.    Pengkajian ulang (Reassesment) : data pengkajian ulang merupakan pengkajian yang didapat dari informasi selama evaluasi.
3.            Bentuk format dokumentasi pengkajian
Pada tahap pengkajian ini format yang digunakan hádala sebagai berikut:
a.    Tanya jawab
Tanya jawab merupakan salah satu bentuk format dokumentasi yang dapat dicapai melalui berbagai cara.

b.    Daftar periksa
Bentuk daftar periksa dapat berupa daftar yang telah disediakan atau dibuat sedemikian rupa dengan tujuan mengumpulkan data yang digunakan untuk kerangka organisasi.
c.    Format kuesioner
Format ini paling banyak digunakan dilingkungan rawat jalan untuk mendapatkan informasi tentang riwayat kesehatan.
4.            Metode dokumentasi pengkajian
Fokus dokumentasi pengkajian pada data klinik adalah perawat dapat mengimplementasikan dan mengorganisasikan data. Bentuk dokumentasi dapat berupa data dasar, lembar alur (flow sheet), dan catatan perkembangan, yang semuanya termasuk tipe pengkajian informasi. Untuk mencapai catatan pengkajian yang sesuai secara aktual maka perlu pertimbangan pedoman dalam pembuatan catatan pengkajian antara lain :
a.    Gunakan format yang terorganisasi untuk mencatat pengkajian, seperti riwayat kesehatan awal pada saat masuk RS, pengkajian pola persepsi kesehatan, riwayat medis, dan lain-lain
b.    Gunakan format yang telah ada
c.    Format yang telah mencakup pengkajian perkembangan, pemeriksaan dari kepala keseluruh tubuh dapat memperluas informasi
d.    Catat informasi tanpa bias dan nilai- nilai opini pribadi
e.    Masukkan pernyataan yang mendukung  pasien.
f.      Jabarkan observasi dan hasil yang jelas
g.    Ikuti kebijakan dan prosedur yang telah ada untuk pencatatan pengkajian
B.    Dokumentasi diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual dan potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua diagnosa keperawatan didukung oleh data, dimana menurut NANDA diartikan sebagai “defenisi karakter”.  Yang dimana defenisi ini disebut “ tanda dan gejala”, tanda adalah sesuatu yang dapat di observasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh klinik.
1.    Tujuan Diagnosa Keperawatan
Tujuan diagnosa keperawaran untuk mengidentifikasi :
a.    Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit
b.    Faktor- faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah (etiologis)
c.    Kumpulan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.
2.    Kategori diagnosa keperawatan
Untuk memudahkan dalam pendokumentasian proses keperawatan, harus diketahui beberapa tipe diagnosa keperawatan. Tipe diagnosa keperawatan meliputi tipe aktual, resiko, kemungkinan, sehat dan sejahtera, dan sindrom.
a.    Diagnosa keperawatan aktual
Diagnosa keperawatan aktual memiliki empat komponen diantaranya :
ü  Label yang merupakan deskripsi tentang defenisi diagnosa dan batasan karakteristik
ü  Defenisi merupakan penekanan pada kejelasan, arti yang tepat untuk diagnosa
ü  Batas karakteristik menentukan karakteristik yang mengacu pada petunjuk klinis, tanda subjektif, dan objektif.
ü  Faktor yang berhubungan merupakan etiologi atau faktor penunjang. Faktor ini dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Faktor yang berhubungan terdiri dari empat komponen yaitu :
§  Patofisiologi ( biologis atau psikologis)
§  Tindakan yang berhubungan
§  Situasional (lingkungan, personal)
§  Maturasional.
b.    Diagnosa keperawatan resiko dan resiko tinggi
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan resiko adalah keputusan klinis tentang individu, keluarga, atau komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah dibandingkan individu atau kelompok lain pada situasi yang sama atau hampir sama.
Diagnosa keperawatan ini mengganti istilah diagnosa keperawatan potensial dengan menggunakan ”resiko terhadap atau resiko tinggi terhadap”. Validasi untuk menunjang diagnosa resiko tinggi adalah faktor resiko yang memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok dan tidak menggunakan batas karakteristik.
c.    Diagnosa keperawatan kemungkinan
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan memungkinkan adalah pernyataan tentang masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala utama adanya faktor resiko.
d.    Diagnosa keperawatan sejahtera
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis mengenai individu, kelompok dan masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketingkat kesehatan yang lebih tinggi. Cara pembuatan diagnosa ini menggabungkan pernyataan fungsi positif dalam masing- masing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang disahkan.
e.    Diagnosa keperawatan sindrom
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa keperawatan yang terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau resiko tinggi yang diduga akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.


3.    Metode dokumentasi diagnosa keperawatan
Dalam melakukan pencatatan diagnosa keperawatan digunakan pedoman dokmentasi yaitu :
a.    Gunakan format PES untuk semua masalah aktual dan PE untuk masalah resiko.
b.    Catat diagnosa keperawatan resiko dan resiko tinggi kedalam masalah atau format diagnosa keperawatan.
c.    Gunakan istilah diagnosa keperawatan yang dibuat dari daftas NANDA, atau lain.
d.    Mulai pernyataan diagnosa keperawatan yang mengidentifikasi informasi tentang data untuk diagnosa keperawatan.
e.    Masukkan pernyataan diagnosa keperawatan ketika menemukan masalah perawatan.
f.      Gunakan diagnosa keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi.
C.   Dokumentasi perencanaan
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, menetapkan pemecahan masalah, dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah pasien. Rencana keperawatan memuat tujuan sebagai berikut:
1.    Konsolidasi dan organisasi informasi pasien sebagai sumber dokumentasi.
2.    Sebagai alat dokumentasi antara perawat dan klien
3.    Sebagai alat komunikasi antara anggota tim kesehatan
4.    Langkah dari proses keperawatan ( pengkajia, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) yang merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
Proritas kebutuhan dasar manusia menurut Maslow :
a.    Kebutuhan fisiologi
b.    Kebutuhan keamanan dan keselamatan
c.    Kebutuhan mencintai dan dicintai
d.    Kebutuhan harga diri
e.    Kebutuhan aktualisasi diri
Tujuan adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi diagnosa keperawatan. Secara umum, dokumentasi tujuan ditulis dengan singkat, jelas, dapat dimengerti, spesifik, dapat diukur dan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan.
Kriteria hasil merupakan standar evaluasi yang merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai.
Kriteria hasil mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
a.    Setiap kriteria hasil berhubungan denga tujuan yang telah di tetapkan
b.    Hasil yang ditetapkan dalam kriteria hasil, memungkinkan untuk dicapai
c.    Setiap kritetia hasil adalah pernyataan satu hal yang spesifik
d.    Kriteria harus sekongkrit mungkin untuk memudahkan pengukuran
e.    Kriteria cukup besar atau dapat diukur. Hasilnya dapat dilihat dan didengar
f.      Kriteria menggunakan kata- kata positif bukan menggunakan kata negatif.

D.   Dokumentasi intervensi
Dokumentasi intervensi merupakan catatan tentang tindakan yang diberikan oleh perawat. Dokumentasi intervensi mencatat pelaksanaan rencana perawatan, pemenuhan kriteria hasil dari tindakan dari tindakan perawatan mandiri, dan tindakan kolaboratif.
1.    Tipe intervensi keperawatan
Menurut bleich dan fischbach, tipe intervensi dibagi menjadi dua komponen yaitu:
a.    Intervensi  perawatan teraupetik
Intervensi ini memberikan pengobatan secara langsung pada masalah yang dialami pasien, mencegah komplikasi, dan mempertahankan status kesehatan.
b.    Intervensi keperawatan surveilens
Intervensi ini menyatakan tentang survei data dengan melihat kembali data umum dan membuktikan kebenaran data.
2.    Metode pencatatan intervensi keperawatan
Beberapa pedoman yang dipakai dalam pencatatan intervensi keperawatan:
a.    Gunakan deskripsi tindakan untuk menentukan apa yang telah dikerjakan
b.    Identifikasi bahan dan alat yang digunakan dalam bentuk yang tepat
c.    Berikan keamanan, kenyamanan, dan perhatikan faktor lingkungan pasien dalam memberikan intervensi keperawatan
d.    Catat waktu dan orang yang bertanggung jawab dalam memberikan intervensi
e.    Catat prosedur yang tepat
f.      Catat semua informasi tentang pasien
E.    Dokumentasi evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Pernyataan evaluasi terdiri dari dua komponen yaitu data  yang tercatat yang menyatakan status kesehatan sekarang dan pernyataan konklusi yang menyatakan efek dari tindakan yang diberikan pada pasien.
1.    Tipe Dokumentasi Evaluasi
Terdapat  dua tipe dokumentasi evaluasi yaitu evaluasi formatif yang menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan respon segera dan evaluasi sumatif yang merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien pada waktu tertentu.
2.    Metode catatan evaluasi
Untuk mencapai penulisan yang benar dalam evaluasi, digunakan pedoman sebagai berikut :